Sangatta Selatan – Camat Sangatta Selatan, Rusmiati, menghadiri kegiatan Peningkatan Kemandirian Pemuda melalui Budidaya Ikan Air Tawar Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh DPK KNPI Sangatta Selatan pada Sabtu (13/12/2025) di Kampung Palet RT 03, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.
Rusmiati menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman teknis kepada masyarakat dan kelompok tani terkait budidaya ikan air tawar, mulai dari tahap pembibitan hingga proses pembesaran ikan secara berkelanjutan.
“Tadi narasumber dari kalangan dosen menjelaskan bagaimana perbedaan antara pembibitan dan budidaya ikan air tawar. Kalau tujuannya budidaya, tentu yang diperhatikan bukan hanya ikannya, tetapi juga kolam, kualitas air, dan kesehatan ikan agar hasilnya optimal,” ujar Rusmiati.
Ia menambahkan, dalam pemaparan materi dijelaskan beberapa jenis kolam budidaya, seperti kolam tanah, kolam terpal, dan kolam bioflok. Menurutnya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.
“Dari penjelasan tadi, kolam bioflok justru dinilai lebih baik karena ikan lebih sehat, dagingnya lebih manis, dan tidak berbau amis. Memang modal awalnya sedikit lebih besar, tetapi lebih tahan lama dan risikonya relatif kecil,” jelasnya.
Rusmiati juga menyoroti kondisi Kampung Palet yang berada dekat dengan pemukiman, sehingga kualitas tanah dan air perlu menjadi perhatian khusus dalam budidaya ikan air tawar.
“Karena dekat pemukiman, tentu ada pengaruh limbah rumah tangga. pH tanah dan pH air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Secara teori ini harus dipahami betul oleh kelompok yang ingin mengembangkan budidaya ikan,” katanya.
Ia berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dan kelompok tani yang hadir, termasuk perwakilan RT 02 dan RT 03 Kampung Palet, dapat memahami secara teknis budidaya ikan air tawar dan menerapkannya secara konsisten.
“Yang paling penting itu niat dan konsistensi. Jangan ketika gagal langsung menyerah. Pemerintah tentu akan mendukung, termasuk pendampingan ke depan jika diperlukan, asalkan ada keseriusan,” tegas Rusmiati.

Rusmiati juga mengungkapkan bahwa di wilayah Sangatta Selatan sebenarnya sudah terdapat sejumlah kelompok budidaya ikan air tawar, seperti di Teluk Singka dan Sakima, dengan komoditas ikan lele dan nila. Selain itu, sektor pertanian di Sangatta Selatan juga menunjukkan capaian positif, salah satunya Dusun Singa Gewe yang berhasil meraih juara satu ketahanan pangan.
“Singa Geweh itu luar biasa. Perputaran uang dari hasil sayur bisa mencapai sekitar Rp30 juta per hari. Ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi berbasis pangan, baik pertanian maupun perikanan, sangat besar di Sangatta Selatan,” pungkasnya.
Melalui kolaborasi antara pemerintah kecamatan, KNPI, perguruan tinggi, dan kelompok tani, Rusmiati berharap budidaya ikan air tawar berkelanjutan dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat dan pemuda di Sangatta Selatan.(Nad)
