Jembatan utama di RT 21, Dusun 6, Desa Tepian Indah, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, amblas akibat tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut membuat akses vital masyarakat menuju area perkebunan dan permukiman kini terputus total.
Jembatan yang terbuat dari kayu ulin itu jebol sejak Sabtu malam setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama empat hari berturut-turut. Longsoran di sisi badan jembatan membuat seluruh struktur turun dan tidak lagi bisa dilalui kendaraan.
Kepala Desa Tepian Indah, Quirinus Parwono Rasi, menyebut jembatan ini merupakan jalur satu-satunya bagi warga untuk mengangkut hasil pertanian, terutama sawit. “Kerusakannya sudah parah. Jembatannya turun semua karena longsor dan tidak bisa dipakai,” ujarnya.
Meski hanya terdapat sekitar lima hingga enam rumah di area terdalam, hampir seluruh lahan perkebunan warga berada di wilayah belakang jembatan. Aktivitas ekonomi masyarakat pun terhambat karena tidak ada jalur alternatif yang bisa dilewati sementara waktu.
Jembatan dengan lebar sekitar empat meter dan panjang tujuh meter itu diketahui sudah berusia tua. Sejak dibangun pertama kali, belum pernah ada perbaikan yang dilakukan. Pemerintah desa juga belum menemukan catatan resmi mengenai tahun pembangunannya karena jembatan dibuat sebelum desa berstatus persiapan.
Selain kerusakan jembatan, debit air sungai di sekitar wilayah juga meningkat sejak dua hari terakhir. Meski demikian, potensi banjir ke permukiman dinilai kecil setelah dilakukan normalisasi aliran sungai oleh Dinas PU SDA pada Oktober lalu. Namun tanggul di beberapa titik disebut masih jebol dan memerlukan penanganan lanjutan.
Quirinus menjelaskan, normalisasi sebelumnya belum cukup lebar sehingga air mudah menumpuk ketika hujan deras turun. “Kalau lebarnya diperbesar, saya yakin air tidak akan naik terlalu cepat,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah kabupaten segera memberikan perhatian khusus terhadap kondisi ini. “Kami mohon agar dinas terkait bisa segera turun menindaklanjuti, supaya ekonomi warga tetap berjalan dan akses perkebunan tidak lumpuh,” tegasnya.(Nad)
