KUTAI TIMUR – Perjalanan Dester Natalia menuju panggung kehormatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Kutai Timur tidaklah singkat. Gadis asal Kecamatan Busang ini menempuh ratusan kilometer dari kampung halamannya untuk mengibarkan Sang Merah Putih pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Meski jarak memisahkan, semangat Dester tak pernah surut. Sejak lama, ia menyukai dunia baris-berbaris. “Saya suka baris berbaris, kedisiplinan. Lewat Paskibraka ini saya ingin mengubah diri, menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Menariknya, Dester mengaku tak pernah mendapat latihan khusus di sekolah sebelum mengikuti seleksi. Semua ia pelajari langsung saat proses pembinaan Paskibraka di tingkat kabupaten. “Baru kali ini saya merasakan menjadi Capaska sampai akhirnya resmi jadi Paskibraka,” katanya.
Siswi SMA Negeri 1 Busang ini bercita-cita menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Baginya, pengalaman sebagai Paskibraka adalah pijakan awal menuju masa depan itu. “Ini langkah pertama saya. Selain kedisiplinan, saya belajar bagaimana memberi dampak baik bagi lingkungan sekitar,” tuturnya.
Dester datang bersama satu teman sekolahnya sebagai wakil Busang. Ia pun bertekad memotivasi adik-adik kelasnya agar berani ikut seleksi Paskibraka di tahun-tahun berikutnya. “Saya akan memberi arahan dan dukungan supaya perwakilan dari Busang bisa lebih banyak,” ujarnya penuh semangat.
Di luar baris-berbaris, Dester juga gemar bermain voli. Meski mengaku sempat kesulitan beradaptasi, ia bersyukur bisa menyelesaikan pelatihan hingga akhir.
Dari kecintaan pada kedisiplinan hingga mimpi menjadi Polwan, perjalanan Dester adalah cerita tentang tekad dan keberanian untuk melangkah lebih jauh, bahkan ketika langkah itu dimulai dari ujung Kutai Timur.(IB)

