KUTAI TIMUR – Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Kutai Timur adalah mimpi yang sudah lama disimpan Kasih Nur Fadillah. Siswi SMA Negeri 1 Sandaran ini bertekad mengibarkan Sang Merah Putih di halaman Kantor Bupati Kutim demi membanggakan orang tua, sekolah, dan kecamatan yang diwakilinya.
“Motivasi saya ingin membanggakan kedua orang tua, kecamatan, dan sekolah. Menjadi Paskibraka adalah impian saya sejak kecil,” ucap gadis berusia 16 tahun ini.
Perjalanan Kasih tidak mudah. Dari Sandaran, ia harus menempuh perjalanan delapan hingga sembilan jam, menyeberang lewat Kecamatan Sangkulirang, demi mengikuti pembinaan di Sangatta. Ia bahkan menjadi satu-satunya wakil Sandaran pada Paskibraka tahun ini.
Meski mengaku kurang aktif di kegiatan sekolah, Kasih mulai menekuni baris-berbaris sejak kelas 3 SMP, berawal dari mengikuti latihan Pramuka bersama teman. “Saya minta diajari PBB (Peraturan Baris Berbaris) dari situ,” katanya.
Selama pelatihan Paskibraka, Kasih memetik banyak pelajaran, terutama soal kepemimpinan dan kedisiplinan. Ia mengaku tantangan terbesarnya adalah saat latihan gerakan belok. “Kadang fisik mampu, kadang lelah atau sakit. Tapi saya paksakan agar bisa,” ujarnya.
Kasih berharap pengalamannya bisa memotivasi generasi berikutnya di Sandaran. “Pesan saya, tetap semangat. Semoga tahun depan Sandaran bisa mengirim lebih dari satu perwakilan,” ungkapnya.
Menariknya, tahun lalu tidak ada siswa dari SMA Negeri 1 Sandaran yang lolos Paskibraka. Terakhir kali ada perwakilan dari sekolah itu adalah pada 2023. Kini, kehadiran Kasih kembali membawa nama Sandaran berkibar di panggung kehormatan.(IB)

