SANGATTA – Hari pertama sekolah, Senin (14/7), bukan hanya milik para siswa. Di Kutai Timur (Kutim), momentum itu juga diisi dengan dorongan kuat agar para ayah lebih aktif dalam peran pengasuhan. Lewat seminar bertajuk Gerakan Ayah Teladan untuk Indonesia, puluhan ayah dari berbagai lembaga diundang untuk menggali peran penting mereka dalam membangun ketahanan keluarga.
Berlokasi di ruang rapat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, seminar ini terselenggara atas kolaborasi antara DPPKB Kutim dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Timur. Program ini merupakan bagian dari kampanye nasional Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga).
Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita, menyampaikan bahwa keterlibatan ayah tidak cukup sebatas sebagai pencari nafkah. “Seminar ini bukan hanya sekadar ceramah. Kami ingin menciptakan ketahanan keluarga yang kuat, di mana ayah berperan sebagai pemimpin, teladan, dan pemberi arahan. Kehadiran ayah yang aktif sangat penting dalam tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Soraya juga menegaskan bahwa pengasuhan anak semestinya dilakukan secara setara antara ayah dan ibu. “Bukan soal membagi tugas, melainkan berbagi peran yang setara,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kutim, Junaidi, menilai kegiatan ini sebagai langkah konkret dari Program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia). Ia mengajak para peserta untuk merayakan momen kecil namun bermakna, seperti mengantar anak ke sekolah di hari pertama.
“Sebuah hal kecil, namun berkesan untuk keluarga kita,” katanya.
Tak hanya sesi motivasi, seminar ini juga menghadirkan pemateri dari lintas sektor: DP3A Kaltim, BKKBN Kaltim yang diwakili Aris Ananta, hingga Kepala Sekolah SMP IT Balikpapan Islamic School. Mereka mengulas cara membangun ketahanan keluarga serta memperkuat sinergi antarinstansi dalam penguatan peran ayah.
Kepala Bidang PPKB DP3A Kaltim, Syahrul, menyebut peserta berasal dari berbagai dinas, lembaga, hingga organisasi kemasyarakatan di Kutim.
“Harapannya, seminar ini dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga, memperkuat ketahanan keluarga, dan meningkatkan sinergi antar lembaga dalam upaya penguatan keluarga,” jelasnya.
Dibiayai melalui DPA DP3A Kaltim tahun anggaran 2025, seminar ini ditutup dengan ajakan agar para peserta mengimplementasikan ilmu yang diperoleh.
“Semoga para ayah di Kutim dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dan masyarakat luas,” tutup Syahrul.(IB)

