SANGATTA – Suasana meriah mewarnai pelaksanaan Kirab Budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Beragam penampilan seni dan budaya dari berbagai paguyuban turut memeriahkan kegiatan tersebut. Salah satu yang mencuri perhatian adalah penampilan Paguyuban Panorama Swargabara yang membawakan sendratari berjudul “Asal Muasal Sangatta”.
Paguyuban yang beranggotakan warga Perumahan Panorama, Sangatta Utara, ini menurunkan 20 peserta yang seluruhnya merupakan pensiunan PT Kaltim Prima Coal (KPC). Dengan penuh semangat, mereka menampilkan kisah rakyat tentang bagaimana Sangatta bermula, dikemas dalam bentuk tari dan drama tradisional yang sarat makna budaya.
Ketua Paguyuban Panorama, Iqbal, menjelaskan bahwa ide membawakan sendratari ini berawal dari keinginan untuk memperkenalkan kembali cerita lokal kepada generasi muda. “Kami ingin masyarakat, terutama anak-anak muda, tahu bahwa Sangatta memiliki kisah asal-usul yang menarik dan penuh nilai budaya. Melalui seni, kami mencoba menghidupkan kembali kisah itu dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya.
Iqbal menambahkan, meski para anggotanya sudah pensiun, semangat mereka untuk berkontribusi dalam kegiatan budaya tidak pernah padam. “Kami semua sudah tidak muda lagi, tapi semangat kami untuk terus berkarya dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat tetap besar. Ini bentuk cinta kami pada Kutai Timur,” ungkapnya dengan bangga.
Penampilan Paguyuban Panorama Swargabara mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang memadati rute kirab. Para peserta mengenakan kostum tradisional khas Kutai yang dipadukan dengan atribut khas penari sendratari, menciptakan visual yang indah dan menghidupkan suasana perayaan budaya tersebut.
Kirab budaya ini menjadi ajang unjuk kreativitas sekaligus memperkuat rasa persatuan antarwarga Kutai Timur dari berbagai latar belakang. Partisipasi paguyuban yang berasal dari komunitas pensiunan seperti Panorama Swargabara juga menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa batas usia.
“Harapan kami, kegiatan seperti ini terus berlanjut setiap tahun. Selain memperingati hari jadi Kutim, juga bisa menjadi wadah silaturahmi dan ekspresi budaya bagi masyarakat,” tambah Iqbal.
Dengan tampilnya Paguyuban Panorama Swargabara di Kirab Budaya HUT Kutim ke-26, semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal kembali terasa kuat. Melalui kisah sendratari “Asal Muasal Sangatta”, mereka berhasil menegaskan bahwa warisan budaya daerah adalah bagian penting dari identitas Kutai Timur yang patut dilestarikan bersama.(Nad)
