
SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) resmi menapaki usia ke-26, Sabtu (12/10). Momen ini menjadi ajang refleksi arah pembangunan daerah. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menegaskan, usia ke-26 bukan sekadar perayaan, melainkan waktu untuk memperkuat fondasi menuju daerah yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.
“Momentum ini bukan hanya seremonial tahunan, melainkan panggilan tanggungjawab bersama untuk melanjutkan estafet pembangunan dengan semangat baru, arah yang jelas dan komitmen yang lebih kuat terhadap kesejahteraan rakyat,” ujar Ardiansyah.
Ia menjelaskan, arah pembangunan Kutim saat ini difokuskan pada pemenuhan infrastruktur dasar. Pemerintah terus memperluas jaringan air bersih dan pemerataan listrik di seluruh wilayah.
“Bahkan saat ini elektrifikasi di Kabupaten Kutai Timur sudah mencapai lebih dari 82%. Kini semakin banyak desa menikmati terang listrik di malam hari. Sebuah kemajuan yang membawa dampak besar terhadap kegiatan ekonomi, pendidikan dan sosial masyarakat.,” tegasnya.
Selain itu, Ardiansyah menyoroti pentingnya transformasi ekonomi daerah. Ia menilai, Kutim tidak bisa terus bergantung pada sektor ekstraktif seperti tambang. Pemerintah mulai mendorong pengembangan sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan industri hilir. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) diharapkan menjadi pusat pertumbuhan baru yang membuka lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.
Dalam kesempatan itu, Ardiansyah juga memaparkan sejumlah capaian pembangunan. Di antaranya predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, peringkat II Anugerah Keterbukaan Informasi Publik se-Kaltim, Perpamsi Award atas komitmen memperluas layanan air bersih, serta Baznas Award dan Paritrana Award 2025 atas dukungan jaminan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
“Semua capaian ini tentu tidak terwujud tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan komunitas lokal.,” pungkasnya.(IB)