
Sambut HUT Kutim ke-26, Pemkab Gelar Lomba Cipta Motif Batik Khas Daerah
KUTAI TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menghadirkan gebrakan budaya dalam rangka memperingati HUT ke-26 tahun 2025. Melalui Panitia Pelaksana HUT, digelar Lomba Cipta Motif Batik Kutai Timur yang terbuka bagi masyarakat umum, perajin, desainer, hingga pelajar.
Ketua Panitia HUT ke-26 Kutim, Trisno, menjelaskan kegiatan ini bukan sekadar ajang seni rupa, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat identitas daerah melalui wastra lokal.
“Batik Kutim harus punya ciri khas yang membedakannya dari daerah lain. Kita ingin motifnya menggambarkan semangat dan karakter Kutai Timur yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing,” ujar Trisno, Senin (7/10).
Lomba ini mengusung tema besar “Kutai Timur Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing.” Setiap peserta diminta menampilkan motif yang merepresentasikan nilai-nilai ketahanan, kemandirian ekonomi, serta inovasi daerah. Motif dapat terinspirasi dari unsur alam, flora-fauna endemik, budaya, maupun simbol-simbol khas Kutai Timur seperti ukiran Dayak atau ikon pariwisata lokal.
Peserta wajib mengirimkan desain orisinal, bukan hasil kecerdasan buatan (AI), dalam format gambar digital berukuran minimal A3 ke alamat kutimtapem@gmail.com paling lambat 17 Oktober 2025. Panitia membuka dua kategori lomba, yakni umum dan pelajar/mahasiswa, dengan hadiah utama Rp5 juta untuk kategori umum dan Rp4 juta untuk kategori pelajar/mahasiswa. Secara keseluruhan, total hadiah yang disiapkan panitia mencapai Rp21 juta.
Motif terbaik akan ditetapkan sebagai Motif Batik Resmi HUT ke-26 Kutai Timur dan diprioritaskan untuk dipatenkan oleh Pemkab Kutim. Sementara juara kategori pelajar akan diusulkan menjadi motif seragam sekolah edisi khusus HUT Kutim 2025.
Penilaian karya akan mempertimbangkan orisinalitas, kreativitas, relevansi tema, estetika, serta popularitas desain di media sosial panitia. Pengumuman pemenang dijadwalkan 23 Oktober 2025, dengan penyerahan hadiah pada 26 Oktober 2025 di Gedung Serbaguna Bukit Pelangi, Sangatta.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan kebanggaan dan membuka peluang ekonomi baru bagi perajin batik lokal. Dari sini, Batik Kutim bisa dikenal hingga tingkat nasional,” tutup Trisno.
