Kutai Timur– Penataan kawasan Taman Bersemi atau yang lebih dikenal dengan Taman STQ, Sangatta Utara, resmi dimulai. Sabtu (20/9), sebanyak 29 lapak pedagang yang sudah lama tak beroperasi dibongkar tim gabungan.
Ketua Forum Pelapak Taman Bersemi, Andi Ibrahim, mengungkapkan dari total 104 lapak yang ada, hanya 58 yang masih berjualan. Sisanya mangkrak. “Yang tidak aktif, itulah yang dibongkar hari ini. Kalau tidak salah ada 29 lapak,” ucapnya.
Meski mendukung penataan, Andi menegaskan pedagang menolak jika pembongkaran dilakukan tanpa kejelasan pembangunan kembali. “Jangan sampai dibongkar sekarang, tiga tahun lagi baru ada bangunan. Yang rugi penjual, masyarakat juga kasihan,” tegasnya.

Andi bahkan menyebut sempat terjadi keributan kecil di lokasi. Penyebabnya, ada oknum yang mengaku mewakili Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ikut turun tangan. Padahal, kata dia, Bumdes sudah tidak lagi mengelola kawasan tersebut lebih dari setahun.
“Kalau Satpol PP kami tidak masalahkan, karena mereka punya data. Yang bikin ribut tadi ada oknum yang merasa masih punya hak,” jelasnya.
Kini, forum pedagang menunggu langkah lanjutan Pemkab Kutim. Belum ada desain final maupun lokasi pengganti untuk 58 lapak aktif. “Pemerintah memang berniat menata, tapi bagaimana konsepnya kita belum tahu. Waktunya pun belum jelas,” ujar Andi.
Menurutnya, pedagang sudah sepakat memperjuangkan perpanjangan waktu agar aktivitas ekonomi tetap berjalan. “Ibaratnya kita lewat kebun orang tapi tidak mematikan tanamannya. Sama-sama jalan, itu solusi terbaik,” tutupnya.(IB)