
Program Menu Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Sangatta berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari para siswa. Namun demikian, pihak sekolah masih menghadapi satu kendala utama, yakni waktu pengiriman makanan yang datang terlalu cepat dari jadwal seharusnya. Hal ini disampaikan oleh Maimunah, salah satu guru yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan MBG di sekolah tersebut.
Menurut Maimunah, pengiriman yang terlalu cepat menjadi perhatian pihak sekolah karena dikhawatirkan makanan bisa terkontaminasi sebelum waktu konsumsi tiba. “Kendalanya itu datangnya terlalu cepat, makan jam 12 tapi kirimnya sudah jauh sebelumnya. Takutnya nanti terkontaminasi dengan yang lain,” jelasnya saat ditemui di sekolah.

Meski begitu, menu MBG di SMPN 4 Sangatta tetap berjalan dengan variasi yang baik. Setiap hari menu berganti agar siswa tidak merasa bosan. “Ganti setiap hari, Mbak. Jadi tidak ada menu yang sama dari hari ke hari,” ujar Maimunah, menegaskan komitmen sekolah menjaga variasi gizi dan cita rasa untuk anak didiknya.
Terkait kendala pengiriman yang terlalu cepat, Maimunah mengaku sudah melakukan komunikasi langsung dengan pihak penyedia MBG atau SPPG. Namun, hingga kini belum ada perubahan signifikan terhadap waktu pengantaran makanan. “Saya sudah menghubungi SPPG-nya, tapi kayaknya belum ada perubahan. Mungkin karena mereka tidak mau dua kali antar,” katanya.
Meski menghadapi kendala teknis tersebut, semangat para siswa tetap tinggi dalam mengikuti program MBG. Maimunah menyampaikan bahwa anak-anak sangat antusias menerima makanan yang diberikan. “Anak-anak senang sekali, apalagi mereka kebanyakan anak petani, jadi semangat makannya luar biasa. Alhamdulillah, mereka senang dan makannya lahap,” tuturnya sambil tersenyum.
Terkait informasi mengenai adanya insentif bagi guru penanggung jawab MBG, Maimunah mengaku belum menerima pemberitahuan resmi. “Belum ada informasi kami terima. Kalau benar ada insentif Rp100 ribu per hari bagi guru penanggung jawab, tentu sangat bagus. Tapi sejauh ini belum ada pemberitahuan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada siswa yang mengalami keluhan kesehatan setelah menerima makanan dari program MBG. “Anak-anak aman semua, enggak ada yang mual atau gatal. Malah setelah makan, ada yang masih minta nambah. Jadi sejauh ini Alhamdulillah aman,” tambahnya.
Maimunah berharap pelaksanaan MBG ke depan bisa terus ditingkatkan, baik dari segi pengaturan waktu pengiriman maupun variasi menu. Ia juga berharap sinergi antara pihak sekolah dan penyedia makanan dapat berjalan lebih baik agar manfaat program ini benar-benar maksimal bagi peserta didik.(Nad)