
Sangatta – Bank Sampah Induk (BSI) Joyo Sakti Sangatta Utara terus menunjukkan kiprahnya dalam mendukung pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini, BSI Joyo Sakti menaungi berbagai unit binaan Bank Sampah Unit (BSU) yang tersebar di 40 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
Tak hanya dengan masyarakat, BSI juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra, seperti rumah sakit, Hotel Victoria, Pegadaian, hingga Pertamina. Sinergi ini menjadi upaya nyata dalam mengurangi timbunan sampah sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Dalam kegiatan sehari-hari, BSU di tingkat RT bertugas mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah. Sampah yang bisa didaur ulang, seperti botol plastik dan kertas, dipilah dan ditampung sebelum disalurkan ke pengepul besar. Sementara jenis sampah yang belum dapat dikelola, seperti plastik kresek, masih berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Owner BSI Joyo Sakti, Bejo, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat. “Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat bahwa sampah bukan hanya sekadar limbah, tapi bisa bernilai ekonomi. Lewat Bank Sampah, warga bisa berperan aktif sekaligus mendapatkan manfaat tambahan,” ujarnya.
Selain fokus pada pengelolaan sampah, BSI Joyo Sakti kini juga mulai bergerak di bidang pertanian. Mereka mengembangkan tanaman hortikultura seperti terong, cabai, dan tomat yang ditanam dalam polybag. Program ini bertujuan memberi contoh kepada masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan sayuran secara mandiri tanpa selalu bergantung pada pasar.
BSI juga memanfaatkan sampah organik rumah tangga, dedaunan, hingga kotoran hewan untuk diolah menjadi pupuk kompos. Proses fermentasi yang memakan waktu lebih dari satu bulan ini menghasilkan pupuk alami yang kini dimanfaatkan untuk tanaman bunga, sayuran, dan jenis tanaman lain.
Menurut Bejo, hasil olahan kompos tersebut juga dipasarkan dengan harga Rp40.000 per karung. “Harga itu sebanding dengan waktu dan tenaga yang kami keluarkan dalam proses produksi. Lebih penting lagi, masyarakat bisa mendapatkan pupuk alami yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Bejo menambahkan, kegiatan BSI ke depan diharapkan semakin dikenal masyarakat luas, baik melalui publikasi media maupun kerja sama dengan perusahaan lain. “Kami optimistis, semakin banyak pihak yang terlibat, semakin besar pula dampak positifnya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” pungkasnya.
