
Kutai Timur – Siapa sangka ampas kopi yang biasa dibuang bisa disulap jadi media lukis? Ide unik itu diperkenalkan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XIV Kaltimtara lewat workshop “Melukis dengan Media Ampas Kopi” yang digelar di Gedung OSB, Sangatta, Minggu (21/9).
Kepala Sub Bagian Umum BPK Kaltimtara, Edy Gunawan, mengatakan seni lukis dengan ampas kopi bukan hanya soal kreativitas, tetapi juga cara sederhana mengajarkan kepedulian lingkungan. “Metode ini unik sekaligus inovatif. Dari bahan yang sederhana bisa lahir karya dengan nilai estetis,” ujarnya.
Workshop ini menyasar pelajar SMP dan SMA. Menurut Edy, kalangan muda perlu dikenalkan pada metode seni baru agar muncul minat terhadap seni rupa yang selama ini masih kurang populer. “Dari beberapa usulan kegiatan, workshop ini yang terpilih karena membawa ide baru dan relevan dengan anak-anak sekolah,” tambahnya.

Ia juga menyinggung potensi kopi di Kaltim yang belum sebesar daerah lain. Karena itu, kegiatan ini diharapkan bisa menginspirasi lahirnya inovasi berbasis budaya lokal. “Workshop ini sejalan dengan program BPK Kaltimtara yang sedang menggencarkan inovasi pengelolaan lingkungan. Harus ada sinergi dengan bidang lain,” jelasnya.
Meski baru pertama kali digelar di Kutim, antusiasme peserta cukup tinggi. Sebanyak 56 pelajar tampak serius menorehkan ampas kopi ke media kanvas, menghasilkan gambar-gambar unik. “Mudah-mudahan dari sini bisa lahir bibit kreatif baru. Antusiasme mereka luar biasa,” kata Edy.
Ia menambahkan, masih banyak masyarakat yang belum tahu potensi ampas kopi sebagai media seni. Karena itu, para peserta diharapkan bisa menjadi corong untuk memperkenalkan ke masyarakat luas. “Semoga karya-karya mereka bisa membuktikan kalau ampas kopi punya nilai dan bisa jadi inovasi baru,” tutupnya.(IB)