
Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan kebudayaan daerah. Salah satu langkah nyata adalah penyelenggaraan Anugerah Kebudayaan yang ditujukan bagi para pelaku seni dan budayawan di Kutim.
Kepala Seksi Tenaga Kebudayaan Disdikbud Kutim, Andi Rosdiana Hafid, menjelaskan bahwa pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap kontribusi para seniman dan budayawan. “Kami ingin menunjukkan perhatian pemerintah, agar mereka tidak hanya sekadar berkarya, tetapi juga merasa dihargai atas dedikasi mereka dalam memajukan kebudayaan,” ujarnya.
Menurut Andi Rosdiana, proses seleksi penerima anugerah dilakukan secara bertahap, mulai dari pendataan, sosialisasi, hingga penilaian. Penilaian dilakukan oleh tim independen yang melibatkan tokoh-tokoh kebudayaan, di antaranya perwakilan Dewan Kesenian Daerah Kaltim. Dari hasil visitasi, sebanyak delapan pelaku seni terpilih untuk menerima penghargaan, mencakup kategori seni tari, seni bahasa dan sastra, seni rupa, seni musik, seni wastra, serta pemuda berprestasi.

Penghargaan ini dijadwalkan akan diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kutai Timur pada 16 Oktober 2025. Rencananya, penyerahan anugerah akan dilakukan langsung oleh Bupati Kutim. Para penerima akan mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan sebagai bentuk motivasi agar terus berkarya.
Selain Anugerah Kebudayaan, Disdikbud Kutim juga menyiapkan sejumlah program lain di bidang kebudayaan, antara lain sosialisasi pemeliharaan benda sejarah, penguatan tata kelola kelembagaan kebudayaan di kecamatan, serta rencana standarisasi dan sertifikasi bagi pelaku seni. “Dengan adanya sertifikasi, para pelaku seni bisa memiliki kredibilitas lebih tinggi, bahkan bisa mengajar secara profesional,” terang Andi Rosdiana.
Ia menambahkan, meskipun sebagian besar kegiatan masih terpusat di Sangatta, ke depan program akan diperluas hingga ke kecamatan-kecamatan lain. Hal ini dilakukan berdasarkan pemetaan jumlah pelaku seni di masing-masing wilayah agar kegiatan lebih merata.
Dalam menghadapi era digital, pihaknya juga memanfaatkan teknologi untuk memantau aktivitas para komunitas seni di daerah. Melalui grup komunikasi, para pelaku seni didorong untuk mengunggah kegiatan mereka, sehingga pemerintah dapat tetap memantau perkembangan meski tidak hadir secara langsung.
Menutup wawancara, Andi Rosdiana menyampaikan harapannya agar pemuda Kutim lebih aktif dalam seni dan budaya. “Kami berharap pemuda-pemudi Kutim tetap berkontribusi di bidang kebudayaan, terus berkarya, dan tidak berhenti berinovasi. Pemerintah akan berusaha mewadahi melalui pelatihan maupun event agar mereka tetap bersemangat,” pungkasnya.