
SANGATTA – Sanggar Kegiatan Anak Indonesia (SKAI) Kutai Timur yang berlokasi di Swargabara, Sangatta, menjadi salah satu pusat pengembangan bakat anak-anak di bidang seni dan budaya. Sejak berdiri pada Oktober 2023, SKAI telah aktif memberikan ruang ekspresi bagi anak-anak, khususnya jenjang PAUD dan Sekolah Dasar, untuk belajar dan berkarya melalui seni tari, drama musikal, serta berbagai kegiatan kreatif lainnya.
Sanggar ini digagas oleh Wulandari Akbar, seorang Jurnalis yang juga aktif di dunia Pendidikan anak nonformal. Dengan pengalaman serta kepeduliannya terhadap perkembangan anak, Wulandari menghadirkan SKAI sebagai wadah pembinaan yang tidak hanya menekankan keterampilan seni, tetapi juga membentuk karakter, percaya diri, dan kemampuan berkolaborasi sejak usia dini.
“Melalui seni, anak-anak bisa belajar tentang kedisiplinan, toleransi, kebersamaan, hingga menghargai budaya bangsa. Kami ingin SKAI menjadi ruang belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik,” ungkap Wulandari dalam keterangannya.
Dalam perjalanannya, SKAI berhasil menorehkan sejumlah prestasi membanggakan. Pada tahun 2024, sanggar ini meraih Juara 2 dalam Pawai Pembangunan Kabupaten Kutai Timur. Selain itu, SKAI juga berhasil menjadi Juara Favorit pada ajang Parade Wastra Etam 2023, yang semakin menegaskan eksistensinya di kancah seni dan budaya lokal.

Tidak hanya berprestasi, SKAI juga kerap tampil di berbagai panggung besar, baik yang digelar pemerintah maupun pihak swasta. Sejumlah agenda penting yang pernah diikuti antara lain End Years Party 2023 di Swargabara, panggung IWAPI Kutai Timur, Festival Seni Anak Negeri, Festival Pancasila, hingga Gebyar P5 Kabupaten Kutai Timur. Kehadiran anak-anak SKAI di berbagai event tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Selain menampilkan pertunjukan seni, SKAI juga berperan sebagai media pembelajaran yang menanamkan nilai toleransi. Melalui drama musikal, anak-anak diperkenalkan pada tema persahabatan, toleransi, hingga cinta tanah air. Hal ini sejalan dengan visi SKAI yang ingin mencetak generasi emas Kutai Timur yang kreatif dan berbudaya.
Wulandari menambahkan, keberadaan SKAI merupakan bentuk komitmennya untuk memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan di Kutai Timur. “Kami berharap ke depan semakin banyak anak-anak yang bisa bergabung dan berkembang bersama SKAI. Prestasi itu penting, tapi yang lebih utama adalah membentuk anak-anak yang percaya diri, berkarakter, dan mencintai budaya bangsa,” katanya.
Dengan berbagai capaian tersebut, Sanggar Kegiatan Anak Indonesia Kutai Timur diyakini akan terus berkembang sebagai salah satu motor penggerak kreativitas anak-anak Kutai Timur. Kehadirannya menjadi bukti nyata bahwa jalur pendidikan nonformal berbasis seni mampu melahirkan generasi yang tangguh, berprestasi, sekaligus tetap menjunjung tinggi nilai budaya lokal.(IB)
