

KUTAI TIMUR – Peta politik Partai Golkar Kutai Timur (Kutim) semakin mengerucut. Sekretaris DPD II Golkar Kutim, Sayyid Anjas, resmi mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua dalam Musyawarah Daerah (Musda) mendatang. Ia mengaku terharu dengan dukungan yang terus mengalir.
“Saya terharu sekali, konsepnya berbeda dan ternyata hasilnya juga berbeda. Malam hari ini, penguatan bagi saya sebenarnya, saya pengen restu, seratus persen untuk maju sebagai kandidat calon ketua Golkar,” ujarnya saat menghadiri Sarasehan dan Silaturahmi di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Rabu (10/8).
Menurut Anjas, konsolidasi politik merupakan hal wajar di tubuh partai. Komunikasi dengan tokoh maupun kader disebutnya sebagai bagian dari upaya membangun soliditas internal.
“Yang pasti malam hari ini adalah hal yang biasa menurut saya, dari segi kepartaian untuk bisa meminta restu ke beberapa tokoh-tokoh partai Golkar,” ungkapnya.
Anjas memastikan dirinya sudah memenuhi syarat pencalonan. Sesuai mekanisme, setiap kader yang memiliki KTA Golkar berhak maju jika mendapat dukungan minimal 30 persen pemilik suara.
“Tapi yang pasti saya sudah memenuhi syarat untuk itu. Saya memenuhi syarat itu sudah lebih dari 30 persen, artinya kami siap untuk maju sebagai calon,” tegasnya.
Meski demikian, ia mengakui persaingan di Musda tidak akan sepi. Sejumlah nama disebut-sebut bakal ikut bertarung. “Golkar terbuka untuk semua. Selagi dia menjadi kader dan siap, dia bisa maju sebagai calon ketua,” kata Anjas.
Jika dipercaya memimpin, Anjas sudah menyiapkan prioritas. Salah satunya membangun sekretariat permanen sebagai jawaban atas harapan pengurus dan kader.
“Insyaallah kalau di pimpinan saya di mana dan sebagainya terus ya kami akan membuat itu menjadi sebuah sekretariat yang permanen. Insyaallah mudah-mudahan aja,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan posisi Golkar selalu berada di sisi pemerintah. Bagi Anjas, sekalipun dalam kontestasi politik terjadi perbedaan dukungan, setelah itu seluruh kader wajib kembali bersatu.
“Golkar ini selalu berada di sisi pemerintah. Tidak pernah Golkar walaupun kalah bertentangan sama pemerintah. Tidak pernah Golkar jadi oposisi,” tegasnya.
Sebagai kader yang sudah 20 tahun berproses di partai beringin, Anjas menyebut pencalonannya sebagai bagian dari regenerasi sekaligus menjaga kekompakan.
“Yang terpenting, setelah berkompetisi kita tetap bersatu demi kepentingan masyarakat Kutai Timur,” tutupnya.(IB)