
SANGATTA – Kutai Timur (Kutim) menjadi tuan rumah Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Boccia Kalimantan Timur (Kaltim) 2025. Ajang ini berlangsung di GOR Bela Diri Kudungga Sport Center, 21–25 Agustus, dengan tema “Dari Keterbatasan Menjadi Kekuatan”.
Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kutim, Kris Priyo, menyebutkan ada tujuh kabupaten/kota yang ambil bagian. Antara lain Kutim, Samarinda, Kukar, Bontang, Paser, Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Berau. “Total ada 52 atlet ditambah 50 pendamping dan official,” ungkapnya.
Boccia merupakan olahraga khusus bagi penyandang disabilitas fisik dengan klasifikasi tertentu. Dalam kejuaraan ini dipertandingkan lima kelas, mulai BC1 hingga BC5, yang dibedakan berdasarkan tingkat kecacatan atlet.
“Itu dilihat dari kecacatannya mana yang sangat parah, mana yang parah,” jelas Kris.
Pembukaan dilaksanakan pada 22 Agustus, dilanjutkan technical meeting pada 23 Agustus, sekaligus awal pertandingan. Laga final dan penutupan dijadwalkan pada 24 Agustus. “Penyerahan medali dilakukan langsung pada hari terakhir,” tambahnya.
Kris juga menjelaskan secara singkat cara bermain boccia. Olahraga ini dimainkan dengan melempar bola berwarna merah atau biru agar sedekat mungkin dengan bola putih (jack). “Siapa yang bolanya paling dekat dengan jack, dialah pemenangnya. Jadi lebih banyak melatih strategi dan insting atlet,” tuturnya.
Meski tanpa defile karena keterbatasan area, panitia tetap menampilkan identitas masing-masing daerah peserta. NPCI berharap kejurprov ini tak hanya melahirkan atlet berprestasi, tapi juga menjadi ruang pembuktian bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi.
