KUTAI TIMUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur menegaskan komitmennya dalam mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), khususnya untuk anak sekolah. Dinkes berperan aktif sebagai pengawas dan penyedia dukungan teknis, mulai dari pengadaan bahan pangan hingga evaluasi pasca-konsumsi.
Plt Kepala Dinkes Kutim, Sumarno, menjelaskan bahwa pihaknya ingin memastikan setiap tahapan konsumsi makanan di sekolah aman dan memenuhi standar kesehatan.
“Kami dari tim kesehatan mendampingi mulai dari persiapan bahan pangan sampai makanan dikonsumsi, bahkan setelah itu dievaluasi. Tujuannya agar tidak terjadi keracunan atau Kejadian Luar Biasa (KLB) pada anak-anak,” ujarnya dalam wawancara.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, Dinkes telah membentuk tim pengawasan gizi di setiap Puskesmas. Tim ini minimal terdiri dari empat orang: seorang dokter, ahli gizi, tenaga surveilans, dan petugas kesehatan lingkungan. Di luar itu, ditambah satu bidan dan satu perawat untuk pemantauan lanjutan, terutama dalam komunikasi dengan orang tua murid.
“Kalau ada gejala seperti mual atau sakit perut setelah makan, kami bisa cepat tindak lanjuti. Kami juga beri tahu orang tua supaya segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan,” tambah Sumarno.
Dinkes memastikan seluruh wilayah di Kutim telah siap menjalankan peran pengawasan ini. Dari 18 kecamatan yang ada, terdapat 21 Puskesmas aktif yang dinyatakan siap. Bahkan, daerah terpencil pun diklaim telah memiliki tenaga kesehatan yang bisa bertindak cepat.
“Setiap desa sekarang sudah punya minimal satu tenaga perawat. Koordinasi jadi lebih cepat, sehingga kalau ada masalah bisa langsung ditangani,” pungkasnya.
Program SPPG merupakan bagian dari strategi peningkatan kualitas gizi anak dalam mendukung Program Menuju Generasi Emas 2045. Dinkes Kutim menilai pengawasan yang kuat merupakan kunci untuk memastikan keberhasilan program tersebut di lapangan.(IB)

