
Insight Borneo.com – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif sejumlah pemuda yang tergabung dalam Forum Muda Berbudaya. Forum tersebut resmi terbentuk sebagai wadah bagi generasi muda Kutim untuk terlibat langsung dalam upaya pelestarian budaya lokal yang mulai tergerus oleh zaman.
“Bagus. Budaya itu harus dipertahankan dan dikembangkan. Karena dari budaya lah identitas bangsa kita tumbuh,” kata Mahyunadi saat dimintai tanggapan terkait pembentukan forum tersebut.
Ia menilai, pembentukan organisasi kepemudaan berbasis kebudayaan merupakan langkah penting di tengah situasi di mana banyak generasi muda yang mulai kehilangan kesadaran terhadap akar budaya lokal. Padahal, menurutnya, kekuatan karakter dan jati diri bangsa sangat bergantung pada seberapa dalam pemahaman masyarakat terhadap budayanya sendiri.
“Kalau bangsa kita mau besar, bangsa ini harus punya karakter yang kuat, identitas yang kuat. Dan untuk memperkuat itu, budaya adalah fondasi utamanya,” tegas Mahyunadi.
Mantan Ketua DPRD Kutim itu mengingatkan bahwa tantangan ke depan bagi Indonesia bukan hanya persoalan ekonomi atau teknologi, tetapi juga soal kesadaran kebudayaan di kalangan generasi muda. Jika pemuda Indonesia tercerabut dari budayanya, maka masa depan identitas bangsa menjadi taruhan.
Ia pun menyambut baik kehadiran Forum Muda Berbudaya Kutim sebagai bentuk kesadaran kolektif anak muda terhadap pentingnya menjaga nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. Terlebih, forum ini dibentuk dari inisiatif akar rumput, tanpa arahan langsung dari pemerintah, yang menurutnya justru lebih murni dan kuat secara visi.
“Kalau ada pemuda yang membentuk organisasi yang mengarah ke penguatan budaya, itu sangat bagus. Saya dukung penuh,” ujar Mahyunadi.
Tak hanya sebatas dukungan moral, Mahyunadi juga mempersilakan forum tersebut untuk menjalin komunikasi langsung dengan dirinya. Ia bahkan membuka peluang kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas pemuda ini untuk program-program penguatan budaya di tingkat lokal.
“Segera saja lapor ke Wakil Bupati. Ajukan proposalnya, nanti kita bahas bersama. Pemerintah pasti akan bantu sejauh itu membawa manfaat untuk pelestarian budaya kita,” tuturnya.
Forum Muda Berbudaya Kutim sendiri baru saja terbentuk melalui Musyawarah Forum Muda Berbudaya I yang digelar di Gedung Wanita Sangatta. Dalam forum tersebut, Rachmad Taufiqih terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum.
Forum ini berkomitmen menjadi ruang aktualisasi dan edukasi budaya, khususnya di kalangan anak muda Kutai Timur, dengan mengusung program pelatihan, pentas seni, dan pengarsipan budaya lokal yang mulai ditinggalkan.
Dengan dukungan dari pemerintah, komunitas ini diharapkan mampu menjadi penggerak utama dalam menjaga kelestarian budaya Kutai, sekaligus menjadikan generasi muda sebagai penjaga identitas lokal di era globalisasi.*(IB)
