
Insight Borneo– Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menggelar penanaman 4.000 bibit mangrove di Pantai Teluk Lingga pada Kamis (12/6), sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Kegiatan ini terlaksana dengan kolaborasi antara Pemkab Kutim, PT Arkara Pratama Energi (APE), dan Jejakin.
Ketua panitia pelaksana, Eko Sugiarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir yang semakin terancam akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
“Hutan mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi pantai, penyerap karbon tempat pemijahan biota laut serta pelindung alami terhadap bencana alam seperti tsunami dan gelombang pasang,” kata Eko dalam sambutannya.

Selain penanaman mangrove, Pemkab Kutim juga melaksanakan transplantasi sekitar 500 stack terumbu karang serta kampanye edukasi lingkungan kepada masyarakat. Aksi ini ditujukan untuk mempercepat pemulihan kawasan pesisir dan mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian ekosistem laut.
Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyambut baik kolaborasi yang terjalin antara pemerintah daerah dan sektor swasta. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan tanggung jawab bersama dalam menyeimbangkan pembangunan dengan kelestarian lingkungan.
“Sebuah responsibility, sebuah tanggung jawab yang apple to apple. Jadi di sana mereka membabat hutan, ngambil batubara nya, di sini menciptakan hutan,” ujar Mahyunadi.

Ia menambahkan, mangrove kini menjadi tanaman strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim karena kemampuannya menyerap karbon dalam jumlah besar. Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat diadopsi oleh perusahaan lain dan dikuatkan melalui program-program APBD.
“Mudah-mudahan nanti kalau memang bisa seiring sejalan, kita bisa compare dengan APBD. Walaupun di Kutai Timur tidak ada dinas kehutanan. Tapi insyaallah untuk perawatan bisa kita compare dengan kegiatan-kegiatan APBD yang ada di Kabupaten Kutai Timur,” tutupnya.